Para Umbu Ingkari Keumbuan

Para Umbu Ingkari Keumbuan

    P. Andreas Wahono Nitiprawiro, CSsR

               Sumber foto: Unkriswina Sumba

Dulu dalam masyarakat Sumba, NTT sebutan “umbu” menunjukkan kebangsawanan seorang laki-laki. Dari situ lalu ada panggilan Umbu Denny, Umbu Frans atau Umbu Tara dan sebagainya. Tapi dalam perkembangan kemudian, hampir semua laki-laki disebut umbu. Dengan demikian terjadi semacam degradasi nilai.



Sebenarnya, tidak sembarang orang yang dipanggil umbu. Sebab konsekwensi sebutan umbu sangat berat. “Umbu pada zaman dulu mengandung arti pengayom masyarakat, siap melayani namun penuh charisma dan wibawa, tapi sekarang semua orang latah saja dipanggil umbu,” ungkap Pater Andreas Wahono Nitiprawiro, CSsR dalam obrolan ringan dengan saya


Dulu, ungkap Andre memberi contoh, pada malam hari seorang umbu biasanya berjalan kaki mengelilingi kampung dengan menjinjit kaki agar tidak kedengaran. Sang umbu berusaha menyendengkan telinganya ke arah rumah setiap warga kampungnya untuk mendengar jika-jika ada tangisan karena kelaparan atau sakit. Dia ingin tahu apakah warganya masih memiliki makanan atau tidak, apakah ada yang mengalami masalah kesehatan atau tidak. Atau apakah mereka masih bisa memasak atau tidak. Dan kalau ternyata ada yang tidak memasak karena tidak punya makanan, maka dia akan memberikan dari yang dia miliki atau jika ada yang sakit, dia mengirimkan obat atau tabib.


“Sekarang ini banyak orang menyebut diri umbu tapi justru minta dilayani. Kalau begini karakternya, orang ini telah mengingkari keumbuannya yang sesungguhnya,” ungkap Andre. “Saya jadi ragu-ragu, benarkah dia seorang umbu atau hanya umbu-umbuan,” katanya.


Pastor Andre adalah seorang imam Katolik asal Yogyakarta yang lama berkarya di Sumba. Setelah berpindah-pindah tempat berkarya di Sumba, kini ia berkarya di rumah belajar tarekatnya di Yogyakarta. Terima kasih telah mengingatkan soal hakikat keumbuan, Umbu Andre...! Umbu Andre? Ya, sejumlah umat layanannya di Sumba biasa memanggil dia Umbu Andre.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAKAI NAMA "UMBU" DAN "RAMBU" DI DEPAN NAMA HANYA BERHAK DIGUNAKAN OLEH KETURUNAN BANGSAWAN DI SUMBA TIMUR

KAMBURUNG, SNACK TRADISIONAL MASYARAKAT SUMBA